Oleh
: Muhammad Arif
Face Book atau FB--acapkali dijadikan sebagai media untuk
melayani rasa bersalah pada hidup, bahkan kerap lebih dari upaya melayani
pacar, keluarga, sahabat, tanah air, hingga Sang Khalik. Biasanya perasaan
bersalah itu tak terjelaskan asal usulnya, tak terduga batas-batasnya dan
sering berkembang menjadi ruang diskusi bagi si pemilik akun baik itu dengan
teman-temannya yang telah ter-confirm,
atau bisa pula lebih jauh mereka yang kebetulan membaca akun teman yang
berteman dengan si pemilik akun yang punya perasaan bersalah tadi.
Yah, itulah FB dan mungkin selamanya akan seperti itu. Atau
mungkin pula kelak namanya akan berubah menjadi sesuatu yang begitu
menyeramkan, bombastis, tragik, dan romantis. Hingga kemudian saat mendengarnya
siapapun bisa ketakutan atau bisa pula mengalami "puberitas" karena kecantol
pada media yang dibuat pemuda asal inggris bernama-Mark Zuckerberg.
Eiitzz....Adakah yang berencana mengganti nama
"FB" dengan sebutan yang lain ?---pasti belum kan ? saya yakin saat
ini belum ada yang berencana menggantinya. Mark Zuckerberg bisa komplain selaku orang yang pertama kali membikin
jejaring yang mempertemukan orang per orang, komunitas ke komunitas yang
terpisahkan jarak ruang dan waktu.
Apalagi, di dunia yang kerap banal ini telah ada kesepakatan
tertulis yang dinamai--Undang-undang Hak Cipta. Dan jika kesepakatan itu coba
dilanggar maka sanksi material dan jeruji besi siap menanti kita semua yang
coba-coba mengganti nama FB (Tapi, boleh juga sih, sepanjang tak ketahuan si
bule itu...he..he..)
Entah apa yang muncul dalam pikiran Mark sehingga muncul karya yang spektakuker mengantarnya menjadi salah
satu pemuda genius dan terkaya di dunia.
Meski kita
mahfum bahwa secara tidak langsung mereka yang tinggal di Eropa ama Amerika sana tak perlu repot-repot lagi ke negara-negara berkembang seperti Indonesia untuk melakukan pendataan dan penelitian, karena FB menjadi sarana yang sungguh efektif untuk mengetahui perkembangan, mulai dari nama, alamat, TTL, hobbi, dan cara pandang masyarakat dari waktu ke waktu . Enteng kan, karena disana operatornya apalagi didukung perangkat super canggih. Tapi ini baru sebatas asumsi penulis loh, namanya juga ocehan.
Kita tinggalkan dulu ocehan diatas, berpindah ke ocehan lain.
Tahun lalu ada cerita unik yang terjadi di negeri Firaun (Mesir) . Cerita itu berawal saat terjadi peristiwa Revolusi Mesir yang menumbangkan rezim presiden Husni Mubarak. Dan usut punya usut, ternyata salah satu faktor yang menimbulkan gerakan Rakyat Mesir membuncah salah satunya adalah FB disamping twitter dan kuatnya pengaruh kelompok oposisi. Kecaman demi kecaman terhadap Husni Mubarak, hingga konsolidasi massif yang berisi seruan untuk menumbangkan presiden yang dicap Diktator oleh kelompok oposisi saat itu yang mewarnai ratusan ribu pengguna FB di Mesir.
Tahun lalu ada cerita unik yang terjadi di negeri Firaun (Mesir) . Cerita itu berawal saat terjadi peristiwa Revolusi Mesir yang menumbangkan rezim presiden Husni Mubarak. Dan usut punya usut, ternyata salah satu faktor yang menimbulkan gerakan Rakyat Mesir membuncah salah satunya adalah FB disamping twitter dan kuatnya pengaruh kelompok oposisi. Kecaman demi kecaman terhadap Husni Mubarak, hingga konsolidasi massif yang berisi seruan untuk menumbangkan presiden yang dicap Diktator oleh kelompok oposisi saat itu yang mewarnai ratusan ribu pengguna FB di Mesir.
Dan yang unik karena ada salah seorang penduduk Mesir bernama Jamal Abdul Rahim memberikan
nama kepada bayi mungilnya yang baru lahir dengan nama "FACE BOOK".
Suatu luapan ekspresi kegembiraan atas perubahan yang terjadi di Mesir, dan
sekaligus pula sebagai tanda terima kasih kepada media yang acapkali membuat
orang lupa segala-galanya saat memainkannya.
Fenomena FB memang seperti menjadi spritualitas baru di
tengah kehidupan kita, selain di kota juga sudah mulai merambah ke
kampung-kampung. Kerap kita melihat status dari para pemilik akun yang selalu up to date meng-informasikan segala
aktifitas kesehariannya.
Laiknya seorang selebrita top dunia yang menyampaikan segala
rutinitas dunia keartisannya ke seluruh penggemar. Seperti itu pula
mereka—tak pilih tua maupun muda, mereka mengekspresikan segala rutinitas kesehariannya.
Mulai dari aktifitas di rumah, di sekolah, bahkan lebih intens lagi mengenai
jalinan asmara dengan sang kekasih.
Bahkan, ingin buang hajat sekali pun hal itu seringkali di informasikan
ke publik.
Syahdan, fenomena FB memang memunculkan cerita menarik dan
variatif.
Sekali lagi, itulah "FB" entah cerita apa lagi
yang akan lahir dari dinamika yang berlangsung di FB. Mungkin kejadian-kejadian
kusut, ajang mencari jodoh, perselingkuhan, revolusi
baru yang berujung pertumpahan darah, penipuan, perebutan jabatan publik, kampanye
pilkada dan partai politik atau saling caci diantara kita yang acapkali merasa
benar sendiri dan tidak mau menerima pendapat orang lain. Hingga tanpa kita sadari, "HATI" kita teralingi untuk
merasakan Kemesraan-NYA
Eittzzz----lagi-lagi ini hanya sebatas ocehan..he,,he..
Eittzzz----lagi-lagi ini hanya sebatas ocehan..he,,he..
Subuh, Cafe Baca Asyariah, 15 Februari
2013