Selasa, 29 Mei 2012

AMPIS: Taman Budaya Harus di Tinambung Bukan di Mamuju

Laporan : Muh.Ilham


Aliansi Mahasiswa Peduli Sulawesi Barat (AMPIS) yang terdiri dari APPBM Sulbar, Garda Teluk Mandar, Rumpun Pemuda Luyo, dan APM Balanipa memblokade jalan trans Sulawesi tepat di depan lapangan pancasila Polewali, Selasa (29/05).

Dalam aksinya, AMPIS Sulbar mengecam keras kepemimpinan Gubernur Sulbar Anwar Adnan Saleh (AAS) dan seluruh kroninya karena dianggap gagal memimpin provinsi Sulbar dan menyatakan harus dicopot dari jabatannya sebagai Gubernur.

Beberapa alasan yang membuat massa AMPIS mengutuk kepemimpinan AAS tiada lain, sejak di bentuknya Sulawesi Barat pada tahun 2004 silam hingga menjabat kembali pada tahun 2011 setahun lalu, belum terlihat jelas perubahan yang signifikan dari berbagai sektor, baik itu dibidang kesehatan, pendidikan, dan sosial Budaya.

Misalnya saja di bidang budaya, kasus Pulau lerelerekang yang kini menjadi kemelut antara pemerintah Kabupaten Majene (Sulbar) dengan Pemerintah Kalimantan Selatan (Kalsel.

Lebih ironi lagi,seperti yang disampaikan Suryananda selaku Kordinator Lapangan (Korlap)---- rencana pembangunan PLTA Di Kalumpang Mamuju sangat tidak berpihak kepada rakyat Sulbar karena akan merusak tatanan ekosistem dan situs Kalumpang yang merupakan salah satu peradaban sejarah di Sulbar terkhusus lagi di Kalumpang dan Bonehau.

Kemudian, menjadi sorotan utama dari aksi yang berlansung dari pukul 10.00 pagi hingga pukul 02.00 yakni rencana pemprov Sulbar yang seolah memaksakan pembangunan Taman Budaya di kota Mamuju.

Sesuai informasi yang didapatkan penulis bahwa draft pembentukan Provinsi Sulbar menyepakati pembangunan Taman Budaya di daerah Tinambung bukan di Kota Mamuju sehingga para elemen masyarakat Mandar (Sulbar, serta para penggiat budaya di Sulbar sangat kecewa lantaran Pemprov Sulbar sepertinya akan mengingkari janji tertulis tersebut.

" Keberadaan taman budaya adalah kebutuhan mendesak yang harus segera diwujudkan. Tetapi oleh pemerintah provinsi menganggap taman budaya bukan sesuatu hal yang mendesak, pendirian taman budaya di Mamuju adalah pengingkaran atas kesepakatan antara budayawan dan seniman dengan pemerintah Sulawesi Barat 24 Nopember 2008 silam" teriak Surya dengan lantang dalam orasinya.

Lebih jauh, kekecewaan masyarakat dan para penggiat kebudayaan ini, juga telah disampaikan kepada pihak legislatif Sulbar. Bertahun-tahun masyarakt sudah menunggu janji pembangunan taman budaya, namun sampai sekarang janji itu tak jua diwujudkan. Malahan, rencana pembangunan taman budaya dan gedung kesenian seditempatkan di daerah Simboro, Mamuju.

Pemprov beralasan, taman budaya harus didirikan di Mamuju sebagai ibukota Sulawesi Barat. Dan kita ketahui bersama, lahirnya kesepakatan taman budaya di bekas kerajaan Balanipa Mandar karena di Balanipa memilliki sejarah panjang budaya Mandar ditambah lagi di Balanipa tumbuh subur kegiatan seni budaya. Terbukti dua tahun berturut-turut---2008 dan 2009 tim dari Kabupaten Polewali Mandar (Polman) yang mewakili provinsi Sulawesi Barat meraih juara di festival budaya nusantara di Istana Senayan Jakarta.

Adapun bunyi pernyataan sikap dari massa AMPIS yaitu:


1.Mengecam dan menolak keras pembangunan Taman budaya Di mamuju oleh karna telah melanggar kesepakatan awal.

2.Kami minta DPRD Sulbar segera meminta penjelasan ke Pemprov Sulbar mengnai hal ini dan Mendesak agar taman budaya dibangun di daerah kesepakatan awal Balanipa (Polman)

3.Mendesak Gubernur Sulbar Agar segera membatalkan pembangunan taman budaya di Mamuju dan mebangunya di Balanipa Polman

4.Meminta kepada ketua DKM agar turun dari jabatanya sebab hanya bisa mnyandang jabatan dan tidak bergerak apapun.

5.Jika tuntukan kami tidak dipenuhi dalam kurung waktu 3 x 24 jam, maka kami akan turun dengan masaa yang lebih besar lagi, serta menyatakan mosi tidak percaya kepada DPRD Polman dan DPRD provinsi, Pemprov sulbar termasuk gubernur Anwar Adnan Saleh, yang dengan rencana ini merupakan penghianat besar terhadap Tanah Mandar dan masyrakatnya.

6.Meminta Anwar Adnan Saleh agar segera mundur dari jabatanya sebagai Geburnur Sulawesi Barat


Penulis adalah mahasiswa Unasman dan aktif di APPBM Sulbar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar