Sabtu, 02 Februari 2013

Diskusi Sastra Mengevaluasi Diskusi Sastra

"Diskusi Sastra" di Pelataran Kosaster Siin Unasman, bersama Padepokan Sastra Empu Tantular, Madatte Art, Cafe Baca Asyariah, Panggung Palatto, Gemabena Unasman, dan beberapa penikmat dan penggiat sastra Polman= Muhammad Syariat Tajuddin, Muhammad Subair Sunar, Azikin Noer, Bahtiar, dll.

POLEWALI, KabarMandar--Diskusi sastra (disastra) yang merupakan agenda rutin dua bulanan lingkar jaringan komunitas kesenian di Polewali Mandar kembali digelar, (31/01) malam tadi di Pelataran Depan Kosaster Siin Unasman dengan mengambil tema inti evaluasi perjalanan Disastra selama setahun.

Disastra kali ini kembali dibesut oleh Kosaster Siin Unasman, setelah etafe pertamanya juga diselenggarakan oleh Kosaster Siin Unasman tersebut.

Dalam acara yang dimulai sekitar pukul 21.00 hingga pukul 24.00 malam itu sedikitnya dihadiri 30 pekerja kesenian, kesustarean dan budaya yang berasal dari enam komunitas lingkar jaringan Disastra. Mulai dari Padepokan Sastra Empu Tantular, Panggung Palatto, Madatte Art, Cafe Baca Asyariah, Gemabina Unasman dan Kosaster Siin Unasman  

Salah satu simpulan dari acara yang dipandu oleh Muhamma Syariat Tajuddin itu adalah, Disastra setelah setahun perjalanan memiliki banyak kekurangan, mulai dari konten materi diskusi hingga kemasan teknis acaranya.

Sehingga lingkaran bersama, malam tadi itu, menyepakati adanya perubahan teknis penyelenggaraan hingga konten dan penentuan tema. 

"Saya kira kita perlu merubah model dan desain acaranya. Sebab kita telah sama melihat, hampir tidak ada tindak lanjut yang kita bisa sikapi dari Disastra sebelumnya. Sehingga malam ini kita kembali berduskusi dan rasanya penting untuk mengevaluasi. Inilah yang menjadi pertimbangan sehingga kami memilih tema evauasi perjalanan Disastra ini," urai Masdar Ketua Kosaster Siin Unasman dalam prolog pembukanya.

Sementara itu, dalam acara yang dipandu oleh Muhammad Syariat Tajuddn itu, disepakati empat item hal yang mesti menjadi pertimbangan untuk penyelenggaraan Disastra berikutnya, yakni bagaimana Disastra ini menjadi ajang evaluasi karya dan bahkan legitimasi karya.

Selain itu, Disastra juga hendaknya dugunakan sebagai medan diskusi alternatif untuk mendiskusikan banyak ikhwal dalam kehidupan, mulai dari politik, ekonomi dan lain sebagainya.

Lebih jauh, Disastra juga hendaknya menjadi tempat pendadaran ide untuk memahami kredo setiap komunitas yang ada dalam lingkar jaringan. Sementara item yang terkahir adalah bagaimana Disastra dimanfaatkan untuk menjadi ajang untuk mendiskusikan problem sastra bahkan pekerja seni budaya secara umum

"Saya kira hanya dengan begitu, Disastra selain mampu menjadi jebatan silaturrahmi juga dibutuhkan pembicaraan secara intensif terhadap subtansi dari emansipasi sastra di daerah," urai Subair yang disahuti, Arifin, Azikin Noer dan Muhammad Arief.



Selain berdiskusi, acara juga diselingi dengan penampilan repertoar. Tampil pada malam itu, Kosaster Siin Unasman sebagai tuan rumah, Madatte Art, Padepokan Sastra Empu Tantular dan Panggung Palatto yang dihadiri oleh Syuman Saeha yang tampil membacakan dua puisinya secara berturut-turut. [yat/*]  


(Diunduh dari kabarMandar.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar