"Diskusi Sastra" di Pelataran Kosaster Siin
Unasman, bersama Padepokan Sastra Empu Tantular, Madatte Art, Cafe Baca
Asyariah, Panggung Palatto, Gemabena Unasman, dan beberapa penikmat dan
penggiat sastra Polman= Muhammad Syariat Tajuddin, Muhammad Subair Sunar, Azikin Noer, Bahtiar, dll.
POLEWALI, KabarMandar--Diskusi
sastra (disastra) yang merupakan agenda rutin dua bulanan lingkar
jaringan komunitas kesenian di Polewali Mandar kembali digelar, (31/01)
malam tadi di Pelataran Depan Kosaster Siin Unasman dengan mengambil
tema inti evaluasi perjalanan Disastra selama setahun.
Disastra kali ini kembali dibesut oleh Kosaster Siin Unasman, setelah
etafe pertamanya juga diselenggarakan oleh Kosaster Siin Unasman
tersebut.
Dalam acara yang dimulai sekitar pukul 21.00 hingga pukul 24.00 malam
itu sedikitnya dihadiri 30 pekerja kesenian, kesustarean dan budaya yang
berasal dari enam komunitas lingkar jaringan Disastra. Mulai dari
Padepokan Sastra Empu Tantular, Panggung Palatto, Madatte Art, Cafe Baca
Asyariah, Gemabina Unasman dan Kosaster Siin Unasman
Salah satu simpulan dari acara yang dipandu oleh Muhamma Syariat
Tajuddin itu adalah, Disastra setelah setahun perjalanan memiliki banyak
kekurangan, mulai dari konten materi diskusi hingga kemasan teknis
acaranya.
Sehingga lingkaran bersama, malam tadi itu, menyepakati adanya perubahan
teknis penyelenggaraan hingga konten dan penentuan tema.
"Saya kira kita perlu merubah model dan
desain acaranya. Sebab kita telah sama melihat, hampir tidak ada tindak
lanjut yang kita bisa sikapi dari Disastra sebelumnya. Sehingga malam
ini kita kembali berduskusi dan rasanya penting untuk mengevaluasi.
Inilah yang menjadi pertimbangan sehingga kami memilih tema evauasi
perjalanan Disastra ini," urai Masdar Ketua Kosaster Siin Unasman dalam
prolog pembukanya.
Sementara itu, dalam acara yang dipandu oleh Muhammad Syariat Tajuddn
itu, disepakati empat item hal yang mesti menjadi pertimbangan untuk
penyelenggaraan Disastra berikutnya, yakni bagaimana Disastra ini
menjadi ajang evaluasi karya dan bahkan legitimasi karya.
Selain itu, Disastra juga hendaknya dugunakan sebagai medan diskusi
alternatif untuk mendiskusikan banyak ikhwal dalam kehidupan, mulai dari
politik, ekonomi dan lain sebagainya.
Lebih jauh, Disastra juga hendaknya menjadi tempat pendadaran ide untuk
memahami kredo setiap komunitas yang ada dalam lingkar jaringan.
Sementara item yang terkahir adalah bagaimana Disastra dimanfaatkan
untuk menjadi ajang untuk mendiskusikan problem sastra bahkan pekerja
seni budaya secara umum
"Saya kira hanya dengan begitu, Disastra selain mampu menjadi jebatan
silaturrahmi juga dibutuhkan pembicaraan secara intensif terhadap
subtansi dari emansipasi sastra di daerah," urai Subair yang disahuti,
Arifin, Azikin Noer dan Muhammad Arief.
Selain berdiskusi, acara juga diselingi dengan penampilan repertoar.
Tampil pada malam itu, Kosaster Siin Unasman sebagai tuan rumah, Madatte
Art, Padepokan Sastra Empu Tantular dan Panggung Palatto yang dihadiri
oleh Syuman Saeha yang tampil membacakan dua puisinya secara
berturut-turut. [yat/*]
(Diunduh dari kabarMandar.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar