Jumat, 08 Juni 2012

Rahasia di Balik Kenyataan Sebuah Materi




Oleh : Muhammad Aco Rifai

Manusia telah dibiasakan sejak awal kehidupannya untuk memandang tempat dia hidup memiliki wujud materi yang absolut. Sehingga tumbuh dewasa dibawah pengaruh pengkondisian ini dan menjalani hidupnya dengan cara pandang ini.

Akan tetapi, penemuan ilmu pengetahuan modern memperlihatkan sebuah kenyataan yang sangat berbeda. Semua informasi yang kita punyai tentang materi sampai kepada kita melalui pancara indera. Materi yang kita fahami terjadi menurut apa yang dilihat oleh mata, didengar oleh telinga, dicium oleh hidung, dirasakan oleh lidah, disentuh oleh tangan.

Manusia bergantung hanya pada kelima indera tersebut itulah mengapa hanya dapat mengetahui materi cuma sebatas apa yang diberikan oleh indera. Tetapi penelitian ilmiah tentang indra kita telah mengungkapkan kenyataan yang sangat berbeda tentang apa yang disebut materi dan kenyataan ini telah membongkar rahasia yang sangat penting tentang hakikat materi.

Pernyataan sejumlah ilmuwan bahwa manusia adalah gambar, segala yang dirasakan bersifat sementara dan tipuan, alam semesta hanyalah bayangan telah dibuktikan oleh ilmu pengetahuan di zaman ini.Agar kita lebih memahami apa yang ada dibalik materi marilah kita fahami tentang indra penglihatan yang memberi kita lebih banyak informasi tentang materi.

Proses melihat terjadi secara bertahap, pada saat melihat kumpulan cahaya yng disebut foton bergerak dari benda menuju mata dan menembus lensa mata dimana foton ini dibelokkan dan difokuskan ke retina dibelakang mata. Disini cahaya dirubah jadi sinyal-sinyal listrik yang kemudian dilanjutkan oleh sel-sel saraf ke pusat penglihatan dibagian belakang otak.

Proses melihat sesungguhnya terjadi diotak. Semua pemandangan yang kita saksikan di dunia dan peristiwa yang kita alami sebenarnya kita rasakan di dalam otak .Pemandangan tanpa batas yang kita lihat semuanya ada di dalam tempat yang kecil berukuran beberapa sentimeter ini.

Sekarang marilah kita cermati informasi ini dengan lebih seksama ketika kita berkata, ketika kita melihat sesungguhnya efek yang ditimbulkan pada otak kita oleh cahaya yang sampai ke mata, dengan merubahnya sebagai sinyal listrik. Ketika kita berkata, sebenarnya menyaksikan sinyal sinyal listrik pada otak kita.

Disamping itu, ada hal lain yang perlu diingat otak tertutup rapat dari masuknya cahaya dan bagian dalamnya gelap gulita. Selanjutnya, karena dia takkan mungkin berhubungan dengan cahaya kita dapat menjelaskan hal ini dengan sebuah contoh.

Anggaplah dihadapan kita ada sebuah lilin yang menyala dan kita melihat cahaya lilin ini selama kita melihat cahaya lilin bagian dalam otak dan tengkorak kita sama sekali gelap cahaya lilin tak pernah menerangi otak maupun pusat penglihatan kita.

Namun, kita melihat dunia yang terang dan berwarna warni dalam otak kita yang gelap. Hal yang sama pula terjadi pada indera kita yang lain suara sentuhan rasa dan bau semuanya dirasakan dalam otak sebagai sinyal- sinyal listrik.

Jadi otak kita sepanjang hidup tidak berhubugan langsung dengan materi sesungguhnya yang ada diluar kita melainkan sekedar tiruan berupa sinyal listrik dari materi tersebut yang terbentuk didalam otak kita. Disinilah kita tertipu ketika menganggap tiruan ini sebagai materi sesungguhnya .

Kenyataan ini mengantarkan kita pada kesimpulan yang tak perlu diperdebatkan lagi, bahwa semua yang kita lihat sentuh, dengar, dan dirasakan sebagai materi dunia atau alam semesta hanyalah sinyal sinyal listrik dalam otak.

Hal lain yang perlu dicermati disini adalah perasaan tentang jarak misalnya benda benda yg terlihat sangat jauh ternyata adalah sejumlah bayangan yang terkumpul pada satu titik dalam otak seperti seseorang yang menyaksikan bintang bintang dilangit dan beranggapan bahwa mereka berjarak jutaaan tahun perjlanan cahaya darinya.

Padahal bintang bintang ini ada dalam dirinya sendiri di pusat penglihatan pada otaknya. Ketika sedang membaca tulisan ini anda sebenarnya tidak berada dalam ruangan sebagai mana yang anda yakini sebaliknya ruangan tersebut berada dalam diri dan penglihatan anda terhadap tubuh, sehingga beranggapan anda berada di dalamnya namun harus ingat tubuh anda adalah bayangan yang terbentuk dalam otak juga.

Kita meyakini materi hanya melihat dan menyentuhnya. Materi dimunculkan pada kita oleh gambaran yang kita buat sendiri namun gambaran itu hanyalah sekedar gambaran dalam otak kita. Jadi materi yang terekam tidak lebih hanyalah sekedar penampakan dan gambaran ini hakikatnya adalah tidak ada kecuali dalam otak.

Semua ini hanya ada dalam otak maka ini berarti kita telah tertipu ketika kita membayangkan bahwa alam dan segala sesuatunya memilki wujud di luar otak untuk membayangkan bahwa materi memiliki wujud di luar otak adalah tipuan belaka. Penampakan yang kita saksikan sangat mungkin berasal dari sumber tiruan.

Kita tak pernah menyadari bahwa kita hanya terdiri dari otak, sangat mudah kita terkecoh dan mempercayai penampakan yang tanpa disertai wujud materi sebagai hal yang nyata inilah sebenarnya juga yang terjadi dalam mimpi kita.
Bagi anda sesuatu yang nyata adalah yang dapat disentuh oleh tangan dan dilihat dengan mata. Dalam mimpi anda kita pula dapat menyentuh dengan tangan dan melihat dengan mata.

Namun, kenyataannya anda tidak memiliki tangan atau mata. Tidak adapun sesuatu yang disentuh ataupun lihat sehingga ketika mempercayai apa yang anda rasakan dalam mimipi sebagai keberadaan secara materi anda telah tertipu. kendatipun penampakan yang tidak memiliki wujud materi pengalaman dari mimpi terasa sangat nyata.

Hanya ketika terbangun dari mimpilah baru ia menyadari semua ini penampakan jika kita bisa hidup lebih muda dalam semua mimpi kita maka hal yang sama dapat berlaku dalam dunia yang kita huni.

Ketika kita terbangun dari mimpi tidak ada alas an logis untuk tidak berfikir bahwa kita memasuki mimpi yang lebih panjang yang kita sebut kehidupan nyata alasan kita menganggap mimpi kita sebagai khayalan sedangkan dunia sebagai alam nyata hanyalah akibat kebiasaan dan prasangka kita.
Hal ini menunjukan mungkin saja terbangun dari kehidupan di bumi yang kita anggap sedang kita jalani saat ini persis sebagaimana ketika kita terbangun dari mimpi.

Setelah semua kenyataan materi ini terungkap kini muncul pertanyaan yang paling penting. Jika peristiwa di alam materi yang kita ketahui pada hakikatnya sekedar penampakan bagaimana dengan otak kita oleh karena otak kita adalah sebuah materi sebagaimana lengan kita kaki atau benda lain yang mesti juga sekedar penampakan sebagaimana benda lainnya.

Lalu kehendak apakah yang melihat, merasakan, dan mendengar semua indra lain jika bukan otak. Siapakah dia yang melihat mendengar , meraba, merasakan rasa dan bau. Siapakah wujud ini yang berfikir beralasan memiliki perasaan dan bahkan berkata saya adalah saya, kau adalah kau dan mereka bukan aku.

Sejak zaman Yunani, para ahli filsafat telah mempertayakan tentang hantu dalam mesin dan manusia dalam manusia dan lain sebagainya. Dimanakah saya seseorang yang menggunakan otaknya siapakah dia yang melakukan perbuatan mengetahui sebagai mana pernyatan oleh salah seorang filsuf bahwa apa yang kita cari adalah sesuatu yang maha melihat.

Ternyata wujud gaib yang menggunakan otak yang melihat dan merasakan ini adalah ruh. Apa yang kita lihat di alam materi adalah sekumpulan yang dirasakan dan dilihat oleh ruh sebagaimana tubuh yang kita punyai dan alam materi yang kita lihat dalam mimpi tidak memiliki wujud fisik.

Wujud absolut ini adalah ruh materi yang hanya terdiri dari penampakan dan dilihat oleh ruh. Begitulah kendati pun kita beranggapan bahwa yang menyusun kehidupan ini adalah materi hukum-hukum fisika kimia dan biologi mengantarkan bahwa materi terbentuk dari khayalan dan pada kenyataan tentang adanya wujud ghaib. Inilah hakikat dibalik materi. Kenyataan ini adalah pasti sehingga menghawatirkan kaum materialisme yang meyakini materi sebagai wujud absolut.

Semua fakta ini telah memperhadapkan kita pada sebuah pertanyaan. Jika sesuatu yang kita yakini sebagai alam materi hanyalah sebuah khayalan berupa gambaran gambaran yang dirasakan oleh ruh kita, jadi apakah sumber penampakan itu ?

Untuk menjawab pertanyaan ini kita harus berfikir bahwa alam ini tak ada dengan sendirinya melainkan ada sebuah kekuatan yang menciptakan dibalik materi semua ini lebih dari itu penciptaan itu harus terus menerus jika tidak maka materi akan musnah begitu saja. Sangat jelas bahwa ada pencipta yang maha agung menciptakan materi yakni keseluruhan penampakan yang terus menerus menciptakan tanpa henti.

Karena pencipta ini memperlihatkan ciptaan yang luar biasa dia pasti memiliki kekuatan dan kebesaran abadi. Semua penampakan ini ia ciptakan sekehendaknya dan dia berkuasa atas segala yang diciptakannya, setiap saat pencipta itu adalah Allah Swt. Wujud absolut sesungguhnya adalah Allah segala sesuatu selainnya adalah bayangan yang dia ciptakan karenanya wujud yang paling dekat dengan manusia adalah Allah.

Selama Allah menjadikan kita melihat gambar dan merasakan apa yang ada di dunia ini kita masih akan terus hidup ketika ia menghentikan gambar dan rasa terhadap dunia ini dan menampakkan malaikat maut pada kita kemudian menampakkan dimensi lain itu menandakan kita telah meninggal dunia. Hari kebangkitan alam akhirat surga dan neraka akan diciptakan dengan cara yang sama untuk kita.

(Tulisan ini pernah dimuat di media online seputarsulawesi.com)


Penulis adalah mahasiswa Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Al- Asyariah Mandar (Unasman.Merupakan warga Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Polman. Sekarang ini menjabat sebagai Sekretaris Ikatan Alumni Ponpes Pesantren Nuhiyah, Pambusuang Polman. Sebelumnyaa menjabat sebagai sekretaris Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Unasman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar